Rabu, 04 Maret 2009

Pengenalan Diri (2)

Pengenalan diri (lanjutan)

Didunia ini secara garis besar hanya ada dua aliran pandangan dunia yaitu pandangan ilahi dan pandangan non Ilahi. Walaupun mungkin latarbelakang kita berbeda namun kita mempunyai kesamaan yang mendasar yaitu kita sama-sama mempunyai keyakinan yang sama tentang agama kita, Islam. Landasan universal agama itu ada tiga. Pertama, keyakinan atau beriman kepada Allah, Kedua, keyakinan terhadap hari pembalasan (ma'ad) dan ketiga, keyakinan kepada pembimbing praktis hidup yaitu Nabi atau para imam.
Pada kesempatan ini, sebagaimana telah saya sampaikan pada surat pertama bahwa cara yang paling sederhana dan termudah dalam mengenal Allah (makriatullah) adalah melalui informasi teks-teks suci atau nasehat para nabi, imam atau ulama. Sayangnya manusia sering lupa dengan nasehat para nabi dan para imam hingga dengan mudah mereka terjerumus kedalam dunia gelap. Satu contoh yang sering dilupakan manusia adalah bahwa Allah Mahapenyayang dan Pemberirizki. Allah tidak pernah sedetikpun tidak mencurahkan rahmat-Nya atau rizki-Nya kepada makhluk-Nya sekalipun kita dengan sengaja atau karena lalai berbuat durhaka kepada-Nya. Rizki dan rahmat Tuhan kepada kita bagaikan matahari yang selalu menyinari setiap saat. Kalau suatu hari udara gelap dan awan kelam, itu bukan berarti matahari tidak ada. Matahari tetap ada namun sinarnya terhalang oleh awan. Demikian pula rizki dan rahmat Tuhan, setiap detik selalu kita nikmati, namun kadang ada halangan dihati kita yang seakan kita rasakan rizki atau rahmat Tuhan jauh dari kita. Na'udzubillah. Bukankah Tuhan berfirman: " Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, pasti kamu tidak sanggup menghitungnya" lalu mengapa kadang manusia merasa kekurangan terhadap nikmat yang tidak sanggup dihitungnya itu ? Jawabnya sederhana: karena manusia tidak tahu nikmat Tuhan yang melimpah itu. Setiap manusia ingin mencapai kesempurnaan, sayangnya setiap kali ada sedikit cobaan atau kekurangan ia merasa kurang sempurna hingga ia lupa dengan nikmat Tuhan yang selalu mengalir kepadanya. Imam Ali berpesan: Ketahuilah sesungguhnya diantara nikmat Tuhan itu adalah keluasan harta dan nikmat yang lebih utama dari keluasan harta adalah kesehatan badan dan nikmat yang lebih utama dari kesehatan badan adalah ketakwaan hati. Tidak sedikit diantara manusia yang berhenti pada nikmat yang pertama yaitu keluasan harta, apabila kurang sedikit dari yang biasa ia terima, maka ia merasa kurang sempurna. Padahal secara jujur dapat dirasakan bahwa nikmat harta tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kesehatan. Kesehatan ini nikmat Tuhan yang sangat besar. Sekalipun uang dan harta melimpah, kalau badan tidak sehat, maka nikmat harta itu tidak dapat dinikmati. Dan kalau nikmat sehat ini dapat kita jaga, harta dapat kita pelihara, namun apabila hati gelisah, resah, depresi, prustasi, semua tidak akan ada harganya. Subhanallah, ketakwaan adalah nikmat yang terbesar yang dapat menyelamatkan harta dan kesehatan kita.
Setiap mendengar khubah jum'at, khotib selalu berpesan agar jama'ah jum'at meningkatkan ketaqwaanya kepada Allah Swt. Bagaimana caranya agar kita dapat bertaqwa kepada Allah Swt ? Ada beberapa hal yang dapat saya kemukakan. Pertama, mengenal dan tahu dengan baik apakah taqwa itu atau dengan kata lain seseorang yang ingin meraih taqwa harus mempunyai ilmu pengetahuan. Kedua, ada upaya dan kerja keras untuk mencapai tingkatan taqwa. Dan ketiga, ikhlas dalam menjalankan perintah Allah, Rasulallah dan para Imam. Izinkan saya untuk memberika penjelasan secara singkat ketiga hal yang mengantarkan diri menuju muttaqin.
1. Takwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah artinya memelihara diri. Diri itu dalam bahasa Arab disebut al nafs. Dan kata al nafs dalam al Qur'an mempunyai dua bentuk yaitu nafs al zahir dan nafs batin. Nafs zahir artinya memelihara diri secara fisik yaitu badan. Untuk mencapai ketaqwaan pada tingkatan ini manusia harus selalu memelihara dirinya dari hal-hal yang haram. Disamping itu juga harus menjaga kebersihan seperti mandi, berwudhu dan tayamum. Nafs batin adalah potensi batin yaitu hati, akal, ruh. Cara memelihara diri bentuk kedua ini melalui riyadhat al nufus (latihan spiritual), seperti shalat, puasa, zakat, zikir dan sebagainya. Jadi yang dimaksud dengan takwa adalah memelihar diri baik lahir maupun batin dengan melaksanakan yang diperintah dan menjauhi semua yang dilarang dengan niat ikhlas karena Allah semata.
2. Cara kedua untuk mencapai derajat takwa adalah dengan upaya dan kerja keras dalam melaksanakan perintah dan larangan-Nya itu. Salah satu cara yang paling utama adalah menuntut ilmu. Menuntut ilmu agama di negara kita banyak peluang. Pengajian dimasjid, di mushalla, majlis taklim dan berbagai tempat lainnya. Orang yang sangat sombong adalah mereka yang beribadah tanpa ilmu pengetuan. Rasulallah Saw bersabda: Mereka yang beramal tanpa ilmu, amalnya tidak akan diterima. Untuk itu saya mengajak kita semua untuk pergilah ke masjid dan tempat lain belajarlah tentang Islam. Sempatkanlah dalam satu minggu minimal mengaji satu kali. Jangan pernah berpikir kalau kita sudah shalat, puasa dan haji, islam kita sempurna tanpa didasari ilmu pengetahuan. Allah Swt Mengingatkan: Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya akan memperoleh kehidupan yng sempit dan diakhirat akan dibutakan matanya. Lalu manusia ketika di akhirat bertanya; mengapa Engkau membutakan kami ? Allah berfirman: Kalian dulu waktu di dunia melupakan-Ku, maka hari ini kamupun terlupakan. Jangan beralasan dengan kesibukan di kantor, di kampus atau di tempat kerja, lalu kita tidak sempat mengaji, karena mengaji itu sangat penting. Ingatlah setiap saat umur kita selalu berkurang dan terus berkurang hingga tanpa sadar mautpun menghampiri kita. Imam Ali as ditanya mengapa alam yang kita hidup sekarang disebut dunia ? Imam Ali menjawab: Dunia artinya dekat atau; singkat, maka hidup didunia inipun sangat singkat dan sangat pendek. Siapa yang tidak dapat memanfaatkana waktu yang singkat ini, akan menyesal di akhirat.
3. Cara mencapai takwa yang ketiga adalah ikhlas. Rasulallah saw bersabda; Setiap manusia akan dibangkitkan di akhirat berdasarkan niatnya. Siapa yang beribadah dan beramal semata-mata karena Allah, ia akan memperoleh ganjaran dari Allah dan siapa yang beribadah dan beramal karena manusia, mintalah pahala dari manusia itu. Rasulallah Saw bersabda: nanti diakhirat ada tiga kelompok orang yang menghadap Tuhan. Yang pertama berkata: Ya Allah saya telah Engkau berikan rizki yang banyak dan dengan rizki itu telah saya nafkahkan anak dan isteri saya dan sebagiannya telah saya dermakan di Jalan-Mu, semua saya lakukan semata-mata ikhlas karena-Mu ! Allah menjawab: Engkau berdusta… Benar Aku telah memberikan rizki yang banyak kepadamu dan benar pula telah engkau nafkahkan anak dan isterimu dengan rizki itu dan benar juga kamu telah bersedekah kepada orang yang membutuhkan, tetapi semua kamu lakukan bukan karena Aku, tetapi agar mendapat pujian dari manusia, maka sekarang terimalah ganjarannya. Orang itu diseret dengan wajahnya diaspal dilemparkan ke dalam neraka. Yang kedua, berkata: Ya Allah Engkau telah memberikan ilmu kepadaku dan dengan ilmu itu pula aku telah mengajarkan manusia. Siang dan malam saya ajarkan manusia ilmu pengetahuan, seminar, diskusi dan berbagai kegiatan ilmiah, semua saya lakukan ikhlas karena-Mu ya Allah. Allah menjawab: Kamu berdusta, benar Aku telah memberikan kepadamu sedikit ilmu pengetahuan dan benar pagi dan siang bahkan malam engkau mengajari manusia, tetapi semua kamu lakukan agar kamu mendapat popularitas dan digelari sebagai seorang cendekiawan, dan semua itu telah kamu peroleh di dunia. Sekarang rasakan siksa-Ku. Manusia itu lalu diseret dengan kepala di aspal dan dicampakkan ke dalam neraka. Yang ketiga berkata: Ya Allah aku telah berjuang menegakkan agamamu berjuang melawan orang-orang kafir hingga aku mati syahid dan inilah buktinya dibaju penuh dengan darah. Semua ini aku lakukan ikhlas karena-Mu. Allah berfirman: Benar engkau telah pergi ke medan perang melawan orang-orang kafir, dan benar telah mati dengan penuh darah, tetapi semua kamu lakukan agar engkau disebut sebagai pemberani dan bila mati disebut sebagai pahlawan nasional dan itu telah kamu dapatkan. Ia pun diseret dengan kepalanya di aspal dan dimasukkan kedalam neraka.
Dari beberapa firman Allah, hadits dan ungkapan imam Ali as saya mengajak terutama diri dan kelaurga saya demikian pula untuk sahabat dan kerabat marilah kita pelihara diri dengan sebaik-baiknya, karena sebaik-baiknya karunia Tuhan adalah ketakwaaan di dalam diri. Raihlah takwa dengan ilmu, amal dan ikhlas. Tidak ada takwa tanpa amal dan tidak ada amal tanpa ilmu pengetahuan dan tidak ada ilmu pengetahuan yang bermanfaat dihadapan Tuhan kecuali dengan landasan ikhlas karena-Nya

Tidak ada komentar:

Hadits Minggu Ini

Segala sesuatu didunia ini ada takarannya, kecuali air mata, karena setetes darinya dapat memadamkan lautan api